Minggu, 21 Desember 2008

Ciri Perawat dengan Visi Transedental


Perawat sebagai tenaga kesehatan yang professional mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistic. Perawat memandang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosiokultural dan spiritual yang berespon sevara holistic dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan krisis. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa terlepas dari aspek spiritual yang merupakan bagian integral dari interaksi perawat dengan klien. Perawat berupaya untuk membantu memenuhi kebutuhan spiritual klien sebagai bagian dari kebutuhan menyeluruh klien, antara lain dengan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual klien tersebut, walaupun perawat dan klien tidak mempunyai keyakinan spiritual atau keagamaan yang sama.

Seorang perawat yang memiliki visi transedental dalam bekerja dia akan memiliki ciri sebagai berikut:

1. Menyadari bahwa dirinya milik ALLAH dan segala sesuatunya akan kembali pada-Nya

Dengan adanya kesadaran ini, perawat akan menyerahkan segala urusannya kepada ALLAH setelah mengupayakan semaksinal mungkin (tawakal).

Dalam firman ALLAH,

“Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada ALLAH-lah dikembalikan segala urusan”. (Q.S. Al-Hadid : 5)

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" (sesungguhnya kami milik ALLAH dan kepada-Nya lah kami kembali)”.(Q.S. Al-baqarah : 156)

2. Menyadari bahwa dirinya mengemban tugas mulia menjadi khalifah

Perawat adalah role model bagi klien, ucapan dan perilakunya akan selalu menjadi sorotan kien.

Dengan begitu perawat akan berusaha bekerja dengan lebih baik lagi,dan akan mengambil ibroh (pelajaran) dari setiap kesalahan yang telah dilakukannya.

3. Menyadari bahwa dirinya manusia biasa

Dengan kesadaran ini, Perawat berupaya semaksimal mungkin untuk kesembuhan klien, namun sadar bahwa ALLAH yang menentukan kesembuhannya. Tidak ada sekutu baginya.

Sabda nabi,

“setiap penyakit ada obatnya. Jika obat itu tepat mengenai sasarannya, maka dengan izin ALLAH penyakit itu sembuh” (H.R Muslim dan Ahmad)

Manusia hanya bisa merencanakan, ALLAH penentu segalanya.

Dalam firman ALLAH,

”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”(Q.S. Al-baqarah: 186)

“Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku”.(Q.S. Asy Syu’araa: 80)

4. Memiliki ketenangan jiwa

Pada umumnya orang yang sedang menderita sakit diliputi oleh rasa cemas dan jiwa yang tidak tenang. Oleh karena itu, perawat harus memiliki ketenangan jiwa dalam memberi asuhan keperawatan dan tetap mengupayakan kesembuhan klien. Ajarkan klien berdoa dan berdzikir ( mengingat ALLAH ) agar dapat menenangkan jiwanya. ALLAH menganjurkan dalam keadaan bagaimana pun juga hendaknya ketenangan jiwa tetap di jaga karena ALLAH menjanjikan pahala surga.

Dalam firman ALLAH,

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat ALLAH. Ingatlah, hanya dengan mengingat ALLAH-lah hati menjadi tenteram. ( Q.S. Ar-ra’du: 28 )

“ wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai-Nya.maka masuklah kedalam jamaah hamba-hambaku dan masuklah ke dalam surga-Ku”. ( Q.S. Al Fajr,89: 27-30 )

5. Mengupayakan semaksimal mungkin untuk kesembuhan klien

Perawat harus tetap mengupayakan kesembuhan klien berdasarkan prosedur disiplin ilmu yang pernah ia dapat. Upaya perawat akan dapat menenangkan hati klien dan dapat memotivasi klien agar tidak menyerah dengan penyakitnya serta terus berdoa dan berdzikir. Sabda nabi :

“ setiap penyakit ada obatnya. Jika obat itu tepat mengenai sasarannya maka dengan izin ALLAH penyakit itu sembuh “ ( H.R. Muslim dan Ahmad )

“ berobatlah kalian, sesungguhnya ALLAH SWT tidak mendatangkan penyakit kecuali mendatangkan juga obatnya, kecuali penyakit tua “ ( H. R. At-tirmidzi )

6. Memiliki kesabaran yang tinggi

Dalam pandangan agama islam orang yang sedang menderita sakit dan orang yang mengupayakan kesembuhannya itu dapat dianggap sebagai ujian keimanan, dan untuk mengatasinya diperlukan kesabaran. Firman ALLAH

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada ALLAH) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya ALLAH beserta orang-orang yang sabar”. (al-baqarah : 153)

“ dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,kekurangan harta, jiwa , dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar “ (Q.S. al baqarah : 155 )

“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi ALLAH itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”.(Q.S. Azzumar:10)

  1. Selalu memohon ampun pada ALLAH

Perawat meyakini bahwa apa yang dilakukannya belum tentu benar, bagaimanapun perawat adalah manusia, tentunya memiliki khilaf dan salah. Sehingga ia selalu memohon ampun kepada ALLAH,

”dan mohonlah ampun kepada ALLAH. Sesungguhnya ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(Q.S. Annisa: 106)

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (al-baqarah : 186)

Sumber ABORSI dimensi psikoreligi- Prof.DR.dr.H. Dadang Hawari (psikiater)











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentarMu